Sang
penari
Alunan
merdu gitar mengawali kisah ini, ini adalah cerita seorang penari yang bernama retno yang berasal dari
Yogyakarta, pagi pagi subuh ia sudah bersiap bersama teman bandnya untuk
mencari secercah rejeki ditengah klasiknya kota Yogyakarta, retnopun
menyiapakan dirinya sebelum ia mengamen di jalanan Yogyakarta, ia dengan teliti
memoles wajahnya dengan make up agar ia telihat cantik dan para orang orang
yang lewat nantinya akan lebih tertarik melihat tarinya. Ketika memoles wajahnya
dengan make up tanpa sadar darah keluar dari mulutnya, sesungguhnya retno sudah
cukup lama terkena TBC yang sangat akut, karna keterbatasan dana ia harus
terpaksa Manahan penyakitnya ini. Bahkan teman sebandnya ini tidak tahu bahwa
retno menderita TBC. Ada alasan tertentu retno merahasiakan penyaktnya ini,
yaitu ia tak inggin teman temanya
khawatir dengan penyakit yang ia derita.
Sesungguhnya
ia sempat inggin berhenti dari pekerjaanya menari dijalanan ini, akan tetapi
melihat teman sebandnya sangat bersemangat
melakukan pekerjaan ini dan dia juga adalah tokoh sentral dari band ini, jika
tidak ada retno band ini tidak akan
berjalan dengan baik. Dan disamping itu
ia juga merasa kasihan dengan teman tamanya, jika nantinya ia berhenti teman
temanya nanti dari mana akan mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari
harinya. karna alasan inilah retno tidak jadi berhenti dari pekerjaanya ini.
Dan
dari pekerjaan ini pula retno selalu merasa bahagia. Karna teman temanya
sangatlah baik, dan suka melemparkan goyonan goyonan yang membuat retno selalu
tertawa. Baginya teman teman di bandnya ini sudah menjadi keluaraga, hampir
separuh hidupnya ia habiskan bersama bandnya tersebut.
Setelah
melakukan persiapan, merekapun mulai berjalan di jalanan Yogyakarta yang cukup
ramai. Dan bersama teman temannya retno mulai menari di jalanan yogyakrta yang
dipenuhi dengan motor dan mobil yang melintas. Demi receh per receh tanpa lelah
retno bersama teman sebandnya terus menari tanpa lelah. Dia berharap dia
mendapatkan hasil yang cukup memuaskan hari ini. panas terik matahari dia lawan
demi mendapatkan recehan orang orang yang lewat agar kebutuhan harinya dapat
terpenuhi. Ketika retno menari di pinggiran jalanan Yogyakarta tak terlihat ia
merasa lelah maupun letih. Yang terlihat hanya keindahan tarinya dangan rona
wajah yang selalu tersenyum. Memperlihatkan watak penari yang selalu anggun.
Seperti itulah retno menjalani kehidupanya sebagai penari jalanan di
Yogyakarta. Dia lakukan tanpa pantang menyerah dalam keadaan apapun dan dalam
situasi apapun. Retno percaya bahwa tuhan pasti akan menunjukan jalan yang
cerah bagi hambanya yang sabar dan tak kenal putus asa, hal itulah yang selalu
dipegang teguh oleh retno dalam menjalani kehidupanya.
Karna
adanya penari jalanan seperti retnolah, orang orang yang lewat di jalanan
Yogyakarta dapat sedikit terhibur dari berbagai permasalahan permasalahan yang
di alami oleh mereka. Dan dapat sejenak mengalihkan pikiran mereka dari
permasalahan yang mereka alami, dan mencari
jalan keluar dari permasalahan tersebut.
Teman sebandnya dan retno bagaikan oase di di gurun yang tandus. Yang
menyejukan ditengah panasnya kehidupan. Pesan yang dapat kita tangkap dari
cerita retno diatas, apapun pekerjaan kita, keadaan kita, situasi kita, satu
yang harus kita lakukan adalah jangan menyerah.
15
tahun kemudian retno sudah menjadi orang kaya. Karna ketika ia menari
dijalananan seorang pria melamarnya. Ia sempat menolak tawaran tersebut karna
ia merasa ragu dengan ppemuda tersebut. akan tetapi karna kegigihan pemuda tersebut akhirnya retno
menerima tawaran tersebut. Dan iapun menikah dengan pemuda tersebut. Retnopun
mendatangi tempat dulu dimana ia menari untuk mandapatkan receh demi receh
uang dan mengenang kehidupanya yang dulu
ketika ia masih menjadi seorang penari jalanan bersama teman se-bandnya
Sepengagal lirik “jangan menyerah”
Syukuri
apa yang ada
Hidup
adalah anugrah
Tuhan
pastikan menunjukan kebesaran dan kuasanya
Bagi
hambanya yang sabar dan tak kenal putus asa
Comments
Post a Comment