" aku tahu apa yang harus aku lakukan,
hanya saja aku tidak tahu bagaimana cara melakukanya" - groove - chairman intel
apa dan bagaimana ?
dispinline #1 : fokus pada hal yang sangat penting
semakin banyak yang inggin anda inggin lakukan ,
semakin sedikit yang akan benar benar tercapai "
kita harus menentukan target yang ambisius yang inggin dicapai melalui kesungguhan kerja. tujuan spesifik dengan mamfaat profesional yang jelas dan substansial justru akan mampu menghadirkan antusiasme yang lebih kokoh. jika anda inggin fokus , jangan katakan " tidak" pada gangguan sepele yang anda temui : tetapi katakan ya pada hal yang membangkitkan ambisi besar dan biarkan ambisi tersebut mengalahkan yang lain.
disipline #2 : bertindak berdasarkan ukuran penggerak
setelah menentukan tujuan anda, anda harus bisa mengukur kesuksesan anda. misalnya jika target anda meningkatkan kepuasaan pelanggan di toko roti anda, kelemahan ukuran tujuan adalah kehadiranya terlalu terlambat untuk mampu mengubah prilaku anda" saat anda mengukurnya , kinerja yang mempengaruhi sudah berlalu"
kita harus beralih memperhatikan durasi kesungguhan kerja, tiba tiba ukuran ini menjadi relevan dengan keseharianku . setiap satu jam tambahan untuk kesungguhan kerja, dengan segara tercermin dalam perhitungan ukuran.
displin #3 : menjaga papan skor yang memikat
" orang bermain secara berbeda ketika mencatat skor"
papan skor mendorong anggota tim untuk fokus pada ukuran ukuran ini, bahkan saat tuntutan yang lain mencoba mengalihkan perhatian. papan skor juga juga sumber penguat motivasi. saat tim mencapai kesuksesan pada ukuran penggerak , mereka akan berusaha memepertahankan kenerja tersebut. pada displin sebelemunya, aku berpendapat waktu yang digunakan orang untuk mempraktikan kesungguhan kerja perlu dijadikan ukuran pengerak. karenanya papan skor di ruang kerja seharusnya menampilkan jumlah jam kesungguhan kerja dari orang tersebut.
disiplin #4 : lakukan pertanggung jawaban rutin
untuk mempertahankan fokus pada ukuran penggerak yaitu melakukan rapat penting secara rutin dan sering. selama rapat anggota tim harus mengevaluasi papan skor mereka. dan berkomitmen melakukan tindakan untuk memperbaiki skor sebelum rapat berikutnya. kebisaan mengevaluasi migguan agar dapat membuat rencana satu minggu
ini aku sedikitkan ceritakan pengalaman penulis buku deep working , cal newport, mempratikan 4DX ini.
ketika aku pertama kali
carl menerapkan 4DX. aku manargetkan lima makalah penelaahan sejawat di tahun akademik 2013 -2014. ini target ambisius mengingat aku hanya menerbitkan empat di tahun sebelumnya ( dan aku membanggaknya ). sepanjang ekperimen 4dx, kejelasan target, ditambah dengan ulasan sederhana yang tak terhidarkan untuk papan skor ukuran penggerak, mendorongku kelevel kesungguhan kerja yang belum pernah tercapai sebelumnya. bukan intesitas durasi kesungghan kerja yang meningkat , namun rutinitasnya.
sebelumnya aku biasa menumpuk berbagai pemikiran menjelang tenggat pengumpulan makalah, namun kebiasaan 4Dx membuat pikiranku terkonsentrsi sepanjang tahun. , harus di akui tahun menjadi begitu melelahkan ( apalagi pada waktu yang sama carl harus menulis buku deep working ) . tetapi hasilnya sungguh mendukung kerangka kerja 4DX : pada musim panas 2014, aku memiliki sembilan makalah yang lolos untuk diterbitkan, lebih daru dua kali lipat dari pencapianku sebelumnya.
Comments
Post a Comment