STONEHENGE
Stonehenge
merupakan suatu bangunan yang dibangun pada zaman Perunggu, dan Neolitikum. Ia
terletak berdekatan dengan Amesbury di Wiltshire, Inggris, sekitar 13 kilometer
barat laut Salisbury. Sebagai salah satu situs yang paling terkenal di dunia,
Stonehenge merupakan lingkaran batu tegak yang berada di dalam lingkup tembok
tanah.
Terdapat
pertikaian mengenai usia sebenarnya lingkaran batu tersebut, tetapi kebanyakan
arkeolog memperkirakan bahwa bangunan tersebut didirikan antara 3.000 SM hingga
2.000 SM. Pada tahun 2008, penanggalan radiokarbon menunjukkan bahwa batu
pertama didirikan antara 2400 hingga 2200 SM.Sedangkan teori lain
mengindikasikan bahwa batu biru (bluestone) didirikan sekitar 3.000 SM.
Gundukan
tanah dan parit berbentuk melingkar yang ada di sekitarnya, merupakan penanda
mengenai tahapan awal pembangunan monumen tersebut. Penanggalan yang didapat
dari fitur tersebut adalah sekitar 3.100 SM. Situs Stonehenge dan lingkungan di
sekitarnya ditambahkan ke dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun
1986 bersamaan dengan Avebury Henge.
Stonehenge
berasal dari kata Stone dan Henge. Stone berarti batu, sedangkan Henge berarti
lingkaran. Arkeolog mendefinisikan henge sebagai tembok tanah yang berbentuk
melingkar dan terdapat parit di dalamnya.
Pada
awal abad ke-20, kebanyakan dari batu-batu itu tidak lagi berdiri tegak. Hal
ini kemungkinan disebabkan banyaknya wisatawan yang menaiki Stonehenge pada
sekitar abad ke-19 karena keingintahuan mereka yang besar. Semenjak itu, telah
dilakukan tiga tahap renovasi untuk menegakkan kembali batu yang miring atau
terbalik, dan untuk mengembalikan batu-batu tersebut ke tempat semula dengan
teliti.
Sejarah
awal
Kompleks
Stonehenge dibangun dalam beberapa fase pembangunan selama setidaknya 1.500
tahun dan sepanjang kurun waktu itu aktivitas terus berjalan. Terdapat beberapa
bukti adanya pembangunan konstruksi secara besar-besaran di dan di sekitar
monumen, membuat penanggalan mengenai pembangunan monumen ini dapat berkisar
hingga 6.500 tahun. Penanggalan mengenai aktivitas pembangunan monumen ini
sulit diketahui karena beberapa hal seperti lapisan kapur alam karena
periglasial dan hewan yang menggali tanah, catatan penggalian yang buruk
beserta kurang akuratnya data yang ada.
Sebelum
monumen didirikan (8.000 S.M.)
Arkeolog telah
menemukan empat (kemungkinan lima) lubang tiang patokan (postholes) dengan
penanggalan 8.000 S.M., di tempat yang sekarang menjadi lahan parkir. Tiga dari
tiang tersebut (kemungkinan empat), terletak dalam deretan timur ke barat yang
mungkin ada hubungannya dengan kegiatan ritual.
Tahap
pembangunan
Stonehenge
I
Monumen
pertama terdiri dari gundukan tanah melingkar dan parit dengan diameter
berukuran 115 meter (320 kaki) dan dengan satu pintu masuk di bagian timur
laut. Fase ini terjadi sekitar 3.100 SM. Di bagian luar kawasan lingkaran
terdapat 59 lubang yang dikenal sebagai lubang Aubrey untuk memperingati John
Aubrey, seorang arkeolog abad ketujuh belas yang pertama kali mengidentifikasi
lubang-lubang tersebut.
Pada tahun 2013,
sekelompok Arkeolog yang dipimpin oleh Professor Mike Parker Pearson,
mengekskavasi lebih dari 50.000 tulang yang dikremasi dari 63 individu yang
dikubur di lubang Aubrey, Stonehenge. Ada kemungkinan bahwa beberapa di antaranya
merupakan kaum bangsawan. Pada fase ini, sebuah batu tunggal monolit besar yang
tidak dihaluskan dikenal sebagai 'Batu Tumit' (Heel Stone) diletakkan di luar
pintu masuk.
Stonehenge
II
Bukti
fase kedua sudah tidak terlihat lagi. Dari jumlah lubang tiang patokan yang
berpenanggalan awal 300 S.M., mengindikasikan bahwa beberapa struktur kayu
dibentuk di dalam kawasan pada masa ini. Pada masa ini setidaknya, 25 fungsi
lubang Aubrey telah berubah menjadi tempat penguburan abu pemakaman. Pada masa
ini, Stonehenge diinterpretasikan sebagai kuburan kremasi yang tertutup. Ini
merupakan kuburan kremasi yang pertama diketahui di daerah Inggris.
Stonehenge
III a
Ekskavasi
arkeologi menunjukkan bahwa sekitar 2600 SM, para pembangun Stonehenge telah
meninggalkan penggunaan kayu sebagai patokan. Mereka beralih dengan menggunakan
batu dan membuat dua buah lubang lengkungan bulan sabit (yang dikenal dengan
nama lubang Q dan R), di tengah-tengah lokasi Stonehenge. Kekurangan dari bukti
pembangunan ini adalah bukti penanggalan yang tidak kuat. Pada lubang-lubang
ini setidaknya terdapat 80 batu yang berdiri, dan hanya 43 buah yang dapat
ditemukan pada saat ini. Batu ini disebut batu biru atau bluestone, diperkirakan
berasal dari bukit Preseli, sekitar 240 kilometer jauhnya dari Stonehenge, di
tempat yang sekarang bernama Pembrokeshire, Wales dengan tenaga manusia. Teori
lainnya yang banyak didukung saat ini adalah batu itu dibawa memanfaatkan
gletser laut Irlandia.[7]
Pintu masuk Stonehenge di sebelah timur laut
dilebarkan pada masa ini dan menjadikannya selaras dengan arah matahari yang
naik pada pertengahan musim panas dan matahari terbenam pada pertengahan musim
dingin saat itu. Walaupun demikian, fase pembangunan monumen ini tidak
diteruskan dan ditinggalkan begitu saja. Beberapa batu berdiri yang kecil
dipindahkan dan lubang Q dan R ditutup kembali. Dari keberadaan bukti-bukti
ini, dapat dibayangkan pentingnya situs ini pada masa itu.
Heelstone atau batu tumit merupakan batu pasir dari
masa tersier yang didirikan di luar pintu masuk timur-laut pada masa ini.
Penanggalan peletakan batu tumit ini tidak dapat dipastikan dengan akurat dan
bahkan dapat diletakkan kapan saja pada masa pembangunan ketiga. Pertama kali,
batu ini ditemani dengan batu kedua, yang sudah tidak tampak lagi. Dua atau
bahkan tiga batu portal besar diletakkan di dalam pintu masuk timur-laut, yang
pada saat ini hanya tersisa satu buah.
Stonehenge
III b
Pada
fase berikutnya 30 batu Sarsen yang besar didatangkan dari tambang berjarak 40
kilometer di utara monumen, di daerah bernama Marlborough Downs. Terdapat
kemungkinan pula, batu-batu ini didatangkan dari sisa-sisa tambang kapur yang
lebih dekat. Batu-batu tersebut dipahat untuk membuat sambungan pasak dan ruas
sebelum didirikan dan membentuk lingkaran tiang batu berukuran diameter 33
meter dengan 30 atap batu (lintel) di atasnya. Setiap bongkah batu tersebut memiliki
berat sekitar 25 ton.
Di dalam lingkaran
monumen terdapat lima trilithon batu sarsen yang diproses dan disusun dalam
bentuk setengah lingkaran. Pada lingkaran monumen ini terdapat sepuluh batu
yang berdiri tegak dan lima batu mendatar lintel, dengan berat sehingga 50 ton
setiap batunya. Seluruh batu disambungkan dengan menggunakan sambungan rumit.
Pada salah satu batu Sarsen terdapat ukiran pisau
belati dan kepala kapak. Pada masa ini, dibangun jalan sepanjang 500 meter
dibangun, menuju ke arah timur laut dari pintu masuk dan mengandung dua pasang
tambak sejajar yang berparit di tengahnya. Pada bagian akhir, dua batu portal
besar dipasangkan di pintu masuk yang pada masa kini hanya tersisa satu pintu.
Batu Pengorbanan (Slaughter Stone) berukuran panjang 4,9 meter. Fase yang
menggunakan teknologi tinggi ini dipercaya merupakan hasil kerja kebudayaan
Wessex pada Zaman Perunggu awal, sekitar 2000 SM
Stonehenge
IIIc
Setelah Zaman Perunggu,
ada kemungkinan batu biru telah ditegakkan seperti semula, dalam lingkaran di
antara dua tiang sarsen dan juga dalam bentuk setengah lingkaran di tengah,
mengikuti pola batu sarsen. Walaupun fase ini tampak menakjubkan, pembangunan
Stonehenge tahap IIIc tampak kurang rapi jika dibandingkan dengan fase IIIb.
Sebagai contoh, batu biru yang ditegakkan memiliki fondasi yang tidak kokoh dan
mulai tumbang. Terdapat dua lubang berbentuk melingkar yang terletak di luar
monumen yang dikenal dengan nama lubang Y dan Z. Lubang ini tidak pernah diisi
dengan batu yang berkaitan dengan monumen.
Setelah
Stonehenge berdiri
lubang Y dan Z yang
melingkar di luar monumen, merupakan konstruksi terakhir yang diketahui
mengenai Stonehenge. Kedua lingkaran lubang ini dibangun pada 1.600 S.M., dan
pemakaian terakhirnya kemungkinan pada masa besi. Koin Romawi dan artefak abad
pertengahan telah ditemukan di dalam dan di sekitar monumen, tetapi tidak ada
bukti bahwa monumen ini dipergunakan setelah masa prasejarah Inggris, hingga
saat ini. Beberapa lokasi dan kejadian bersejarah berada di sekitar monumen
ini. Sebuah benteng Vespasian dibangun di jalan menuju Avon. Pada tahun 1923
dari ekskavasi yang dilakukan di Stonehengen ditemukan orang Saxon dari abad 7
Masehi yang dipenggal kepalanya. Situs ini diketahui oleh orang yang terpelajar
pada abad pertengahan dan sejak saat itu telah dipelajari oleh berbagai macam
kelompok.
Fungsi dan Konstruksi Stonehenge
Usaha serius pertama untuk memahami monumen ini dilakukan
sekitar tahun 1740 oleh William
Stukeley. Stukeley menyatakan bahwa lokasi ini dibangun oleh kaum Druid,
tetapi sumbangannya yang paling penting adalah mengambil gambar yang terukur
mengenai lokasi Stonehenge sehingga dapat mendukung analisis yang lebih tepat
tentang bentuk dan kepentingan situs tersebut. Dari hasil kerja ini dia
menunjukkan bahwa henge dan batunya disusun dalam bentuk tertentu untuk
kepentingan astronomi.
Cara bagaimana
batu biru diangkut dari Wales telah banyak
didiskusikan dan batu itu mungkin berasal dari Pembrokeshire
dan dibawa ke Dataran Salisbury (Salisbury
Plain). Banyak arkeolog percaya bahwa Stonehenge merupakan percobaan
pengabadian bangunan yang terbuat dari kayu ke dalam bentuk batu. Hal ini
karena banyaknya bangunan yang terbuat dari kayu di Dataran Salisbury seperti Tembok
Durrington.
Monumen ini
diselaraskan timur laut - barat daya dan sering difokuskan bahwa pembangun
monumen ini membangunnya pada titik balik matahari
dan equinox.
Sebagai contohnya, pada pertengahan pagi musim panas, matahari akan muncul
tepat di puncak batu tumit (heel stone), dan cahaya pertama matahari
akan menuju ke bagian tengah Stonehenge di antara dua susunan batu berbentuk
setengah lingkaran. Banyak yang menyangsikan bahwa hal tersebut merupakan suatu
kebetulan. Matahari muncul pada derajat yang berganti-ganti dan pada horison
lansekap yang berlainan. Untuk penyelarasan itu agar tepat, pembangun
Stonehenge harus menyelaraskan garis lintang Stonehenge pada 51° 11'.
Penyelarasan ini merupakan dasar untuk menentukan bentuk dan tempat peletakan
batu Stonehenge.
Beberapa
peneliti lain berpendapat bahwa Stonehenge merupakan observatorium kuno. Apa
pun religinya, Stonehenge didesain untuk memprediksi gerhana, titik balik
matahari, waktu untuk matahari melewati khatulistiwa dan kejadian penting
lainnya yang berkaitan dengan penanggalan dan matahari dan religi kontemporer.[9]
Banyak yang
memperkirakan bahwa mesin diperlukan dalam pembangunan Stonehenge. Proses
membawa batu biru dari Wales dengan tenaga manusia membutuhkan banyak tali,
kayu, dan tenaga manusia. Dalam suatu percobaan arkeologi, arkeologi experimental atau experimental
archaeology pada tahun 2001, sebuah batu dipindah dari Wales menuju Stonehenge
melalui jalan darat dan laut yang paling memungkinkan. Sukarelawan menariknya
di atas papan seluncur ketika di darat. Tetapi ketika dipindahkan ke atas
replika kapal masa prasejarah, kapal tersebut tenggelam di Selat
Bristol.
Proses
menegakkan batu tersebut di lokasi Stonehenge juga merupakan sebuah perdebatan.
Batu penyokong diletakkan untuk membuat batu tersebut bertahan, dan sekelompok
orang menarik batu besar tersebut menggunakan tali. Untuk batu penutup, ada
kemungkinan dengan menggunakan tiang kayu yang ditumpuk dan diangkat secara
perlahan-lahan, sehingga tumpukan tiang tersebut memiliki ketinggian yang sama
dengan batu tegak, dan dapat dengan mudah dipindahkan ke atas batu tegak. Hal
ini membuktikan bahwa masyarakat yang membangun Stonehenge merupakan masyarakat
yang memiliki kepandaian dan pengetahuan terhadap ilmu konstruksi menggunakan
kayu dan batu dengan mahir.
Pada tahun
2012, sebuah teori memperkirakan bahwa monumen ini memang ditujukan untuk
menyatukan orang-orang yang berbeda di Kepulauan Inggris. Teori ini
memperkirakan bahwa monumen ini didirikan dengan menggunakan tenaga manusia
yang sangat banyak dan perkakas yang sangat sederhana. Perlu adanya organisasi
yang mampu mengatur masyarakat dengan jumlah banyak tersebut, dan bahkan adanya
kemungkinan kerja sama antardaerah.[
Sejarah
baru
Stonehenge tetap
menjadi tempat mengunjung bagi Neo-druid dan kepercayaan pagan baru atau
neo-pagan, dan merupakan lokasi festival musik gratis yang diadakan di antara
tahun 1972 sampai 1984. Bagaimanapun, pada tahun 1985 festival tersebut
dilarang oleh pemerintah Inggris. Hal ini disebabkan karena terjadi
persengketaan ganas antara polisi dengan pelancong dan dikenal sebagai
Perkelahian Beanfield.
Pada tahun-tahun
terkini, kedudukan henge di Dataran Salisbury telah terpengaruh oleh jalan A303
yang menghubungkan antara Amesbury dan Winterbourne Stoke, dan A344. Pada masa
lalu beberapa proyek, termasuk terowongan telah direncanakan untuk situs
tersebut. English Heritage dan National Trust telah lama berjuang untuk
memindahkan jalan dari lokasi tersebut. Pada awal 2003 Departemen Perhubungan
mengumumkan beberapa perluasan jalan utama, termasuk A303. Pada 5 Juni Highway
Agency menerbitkan rencana pemindahan jalan sepanjang 13 kilometer di
Stonehenge, termasuk terowongan sepanjang 2 kilometer, membuat jalan A303 di
bawah jalan yang dipergunakan sekarang. Banyak organisasi merencanakan
terowongan yang lebih panjang, yang akan melindungi kawasan arkeologi dan desa
sekelilingnya yang lebih luas. Rencana untuk tempat tersebut termasuk di
antaranya pusat warisan baru, yang akan dibuka pada tahun 2006. Pada tahun
2008, skema jalan baru akan siap dilaksanakan dan jalan yang lama akan ditutup.
Mitos
dan legenda
Batu Tumit (The Heel
Stone) oleh masyarakat sekitar dikenal pula dengan nama Friar's Heel. Terdapat
cerita rakyat yang tidak dapat dipastikan asalnya lebih awal dari abad ketujuh
belas, menceritakan asal nama batu ini.
Setan membawa batu ini
dari seorang wanita di Irlandia, membungkusnya, dan membawanya ke dataran Salisbury.
Salah satu dari batu tersebut jatuh ke dalam Sungai Avon, dan batu yang tersisa
dibawa ke dataran tersebut. Setan tersebut kemudian berteriak, "Tidak
seorang pun akan tahu bagaimana batu ini dibawa ke sini!" Seorang pendeta
menjawab, "Itu yang kaupikirkan!" Setan kemudian melemparkan salah
satu batu kepadanya dan mengenai tumitnya. Batu tersebut kemudian menancap di
tanah dan berada di tempat tersebut hingga saat ini
Sebagian pendapat
mengklaim Tumit Friar ( "Friar's Heel" ) adalah perubahan nama
"Freya's He-ol" , dari nama Dewa Jerman Freya kata dari bahasa Wales
untuk lintasan. Penjelasan yang lebih sederhana adalah karena batu tersebut
heel atau condong.
Stonehenge dikaitkan
pula dengan legenda Raja Arthur. Geoffrey dari Monmouth berkata bahwa tukang
sihir Merlin telah mengurus pemindahan Stonehenge dari Irlandia, di mana ia
telah dibangun di Gunung Killaraus oleh raksasa yang membawa batu-batu tersebut
dari Afrika. Setelah dia mendirikan batu tersebut berdekatan Amesbury, Geoffrey
menceritakan dengan lebih lanjut bagaimana Uther Pendragon, kemudian
Konstantinus III, dikebumikan di dalam lingkaran batu tersebut. Dalam
karangannya, Historia Regum Britanniae, Geoffrey mencampurkan legenda Inggris
dan khayalannya pada banyak tempat; sangat menarik bahwa dia mengaitkan
Ambrosius Aurelianus dengan monumen prasejarah ini, berdasarkan bukti nama yang
mirip antara Ambrosius dengan Amesbury.
Comments
Post a Comment